Budidaya Merica Dengan Pupuk Nasa
Budidaya buah merica termasuk tanaman rempah yang banyak dikembangkan di Indonesia, seorang petani pasti mempunyai tujuan untuk meningkatkan dan memperbanyak buah akan tetapi para petani masih mengalami kesulitan karena pupuk kimia yang selalu mereka gunakan, dengan pupuk kimia maka tanah lama lama akan mengalami kekurangan unsur mikro dan makro yang mengakibatkan tanah tidak lagi subur maka diperlukan tehnologi NASA.
Tehnologi nasa adalah cara meningkatkan hasil secara maksimal dengan memperhatikan unsur unsur yang dibutuhkan tumbuhan baik itu unsur mikro dan makronya, unsur makro yang sudah diperoleh dari pupuk kimia sedangkan unsur mikronya oleh pupuk organik nasa baik POC NASA, HORMONIK maupun SUPERNASA. sedangkan untuk penanganan hama penyakit juga menggunakan pestisida organik baik PESTONAmaupun GLIO dan lainnya.
PT. Natural Nusantara berupaya membantu meningkatkan produksi tersebut secara kuantitas, kualitas dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan(Aspek K-3).
Tanaman merica biasanya tumbuh pada iklim yang Curah hujan 2.000-3.000 mm/th. Cukup sinar matahari (10 jam sehari).,Suhu udara 200C – 34 0C.,Kelembaban udara 50% – 100% lengas nisbi dan optimal antara 60% – 80% RH. Dan terlindung dari tiupan angin yang terlalu kencang.
Media Tanam
Subur dan kaya bahan organikTidak tergenang atau terlalu kering PH tanah 5,5-7,0
Warna tanah merah sampai merah kuning seperti Podsolik, Lateritic, Latosol dan Utisol.
Kandungan humus tanah sedalam 1-2,5 m.
Kelerengan/kemiringan lahan maksimal ± 300.
Ketinggian tempat 300-1.100 m dpl.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Pembibitan- Terjamin kemurnian jenis bibitnya,berasal dari pohon induk yang sehat,bebas dari hama dan penyakitberasal dari kebun induk produksi yang sudah berumur 10 bulan-3 tahun (Kebutuhan bibit ± 2.000 bibit tanaman perhektar)
- Pengolahan Media Tanam a. Cangkul 1, pembalikan tanah sedalam 20-30 cm. b. Taburkan kapur pertanian dan diamkan 3-4 minggu. Dosis kapur pertanian :
- Pasir dan Lempung berpasir: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha.
- Lempung: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 1,7 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha.
- Lempung Berdebu: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 2,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 3,2 ton/ha.
- Lempung Liat: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 3,4 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 4,2 ton/ha.
- Cangkul 2, haluskan dan ratakan tanah
Sistem penanaman adalah monokultur (jarak tanam 2m x 2m). Tetapi juga bisa ditanam dengan tanaman lain.
Lubang tanam dibuat limas ukuran atas 40 cm x 35 cm, bawah 40 cm x 15 cm dan kedalaman 50 cm.
Biarkan lubang tanam 10-15 hari barulah bibit ditanam.
Waktu penanaman sebaiknya musim penghujan atau peralihan dari musim kemarau kemusim hujan, pukul 6.30 pagi atau 16.30-18.00 sore.
Cara penanaman : menghadapkan bagian yang ditumbuhi akar lekat kebawah, sedangkan bagian belakang (yang tidak ditumbuhi akar lekat) menghadap keatas.
Taburkan pupuk kandang 0,75-100 gram/tanaman yang sudah dicampur NATURAL GLIO.
PEMBERIAN SUPERNASA PERTAMA
1 botol SUPERNASA diencerkan dengan 2 liter air dan dijadikan larutan indukan, kemudian setiap 1 liter air diberi 20ml air larutan indukan tadi untuk disiramkan setiap pohon
PEMBERIAN SELANJUTNYA
Pemberian SUPERNASA selanjutnya dapat diberikan setiap 3 - 4 bulan sekali.
Penyemprotan 5 tutup botol POC NASA dan Hormonik 1 tutup botol setiap 1 tangki setiap 3 - 4 bulan sekali
PEMBERIAN PUPUK MAKRO
- Umur 3-4 bulan : urea 35 kg, SP-36 15 kg, KCl 20 kg
- Umur 4-5 bulan : urea 35 kg, SP-36 20kg, KCl 20 kg
- Umur 5 - 6 bulan : urea 35 kg, SP-36 25 kg, KCl 30 kg
- Umur 6 - 7 bulan : urea 35 kg, SP-36 30, KCl 35 kg
Pengikatan Sulur Panjat Panjatkan pada tiang panjat menggunakan tali. Ikatkan dengan dipilin dan dilipat hingga mudah lepas bila sulur tumbuh besar dan akar lekatnya sudah melekat pada tiang panjat.
Penyiangan dan Pembumbunan Penyiangan setiap 2-3 bulan sekali. Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
Perempalan Perempalan atau pemangkasan dilakukan pada: Batang, dahan, ranting yang tidak produktif, atau terserang hama dan penyakit. Pucuk/batang, karena tidak memiliki dahan yang produktif Batang yang sudah tua agar meremajakan tanaman menjadi muda kembali.
Pemupukan Susulan Penyemprotan POC NASA (4-5 tutup) atau POC NASA (3- 4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) per tangki setiap 3 – 4 minggu sekali. Pupuk makro diberikan sebagai berikut :Pengairan dan Penyiraman Pada musim kemarau penyiraman sehari sekali di sore hari. Pada musim hujan tidak boleh tergenang.
Pemberian Mulsa Usia 3-5 bulan, beri mulsa alami berupa dedaunan tanaman tahunan ataupun alang-alang.
Penggunaan Tajar ( Ajir) Sebaiknya gunakan tajar mati dari bahan kayu. Pangkal tajar diruncingkan, bagian ujung dibuat cabang untuk menempatkan batang lada yang panjangnya telah melebihi tinggi tajar. Panjang tajar 2,5-3 m.
PENAGGULANGAN HAMA DAN PENYAKIT
Hama
Hama Penggerek Batang (Laphobaris Piperis) Ciri: berwarna hitam, ukuran 3-5 mm. Serangga dewasa lebih suka menyerang bunga, pucuk daun dan cabang-cabang muda. Akibat lain bila Nimfanya (serangga muda) berupa ulat akan menggerek batang dan cabang tanaman. Pengendalian: memotong cabang batang; penyemprotan PESTONA
Hama bunga Ciri: Serangga dewasa berwarna hitam, sayap seperti jala, terdapat tonjolan pada punggungnya, ukuran panjang tubuh 4,5 mm dan lebar 3 mm. Gejala: serangga dewasa/nimfanya menyerang bunga berakibat bunga rusak dan menimbulkan kegagalan pembuahan, siklus hidupnya sekitar 1 bulan. Pengendalian: penyemprotan PESTONA, serta dapat juga dilakukan pemotongan pada tandan bunga.
Hama buah Ciri: serangga berwarna hijau kecoklatan, nimfanya tidak bersayap, berwarna bening dan empat kali ganti kulit. Serangga dewasa atau nimfanya menyerang buah sehingga isi buah kosong. Telurnya biasa diletakkan pada permukaan daun atau pada tandan buah, siklus hidupnya sekitar 6 bulan. Pengendalian: musnahkan telur dipermukaan daun, cabang, dan yang ada pada tandan buah. Gunakan PESTONA.
Penyakit
Penyakit busuk pangkal batang (BPP) Penyebab: jamur Phytopthora Palmivora Var Piperis. Gejala: awal serangan sulit diketahui. Bagian yang mulai terserang pada pangkal batang memperlihatkan garis-garis coklat kehitaman dibawah kulit batang. Daun berubah warna menjadi layu (berwarna kuning). Pencegahan : penanaman jenis lada tahan penyakit BPB. Pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.
Penyakit kuning Penyebab: tidak terpenuhinya berbagai persyaratan agronomis serta serangan cacing halus (Nematoda) Radhophalus similis yang mungkin berasosiasi dengan nematoda lain seperti Heterodera SP, M incognita dan Rotylenchus Similis. Gejala: menyerang akar tanaman lada, ditandai menguningnya daun lada, akar rambut mati, membusuk dan berwarna hitam. Cepat lambatnya gejala daun menguning tergantung berat ringannya infeksi dan kesuburan tanaman. Pengendalian: Pemberian pupuk kandang, pengapuran, pemupukan tepat dan seimbang, pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
PANEN
1. Ciri dan Umur Panen
Panen pertama umur tiga tahun atau kurang. Ciri-ciri: tangkainya berubah agak kuning dan sudah ada buah yang masak (berwarna kuning atau merah).
2. Cara Panen Pemetikan dari buah bagian bawah hingga buah bagian atas, dengan mematahkan persendian tangkai buah yang ada diketiak dahan.
Selamat mencoba !!!!
Untuk Pemesanan Produk Nasa
Hubungi Kami
SMS/CALL/WA 085643296434
SMS/ CALL 081328694167
Terima kasih atas kunjungan anda di situs kami agen nasa jogja